Bhadda Kapilani dilahirkan di dalam keluarga yang makmur dari suku Kosiya. Bhadda tumbuh menjadi dewasa di Sagala, ibukota dari kerajaan Madda. Pada suatu hari, ketika Bhadda masih kecil, ia melihat seekor burung gagak memakan serangga dan serangga tersebut kelihatan sangat menderita bergeliat-geliut diantara benih wijen kering. Kejadian tersebut sangat menakutkan Bhadda. Tetapi yang lebih menakutkan lagi ketika beberapa anak yang lebih tua mengatakan bahwa kematian serangga tersebut merupakan kesalahan Bhadda. Walaupun kejadian tersebut terlihat biasa, tetapi tidak menurut Bhadda. Semenjak kejadian itu, Bhadda mengambil keputusan untuk melepas hidup keduniawian.
Ternyata kejadian yang sama menimpa seorang anak laki-laki, yang kelak menjadi suami Bhadda, bernama Kassappa. Ketika itu Kassappa sedang berdiri di tengah-tengah sawah yang telah dibajak. Kassappa yang pada saat itu masih kecil melihat cacing-cacing sedang dimakan oleh burung-burung. Dia merasa bersalah atas penderitaan itu. Sama seperti Bhadda, dia memutuskan untuk menjadi pertapa.
Masing-masing tumbuh di kedua tempat yang berbeda. Bhadda dan Kassappa tetap pada keputusannya untuk menjadi pertapa. Keduanya bertekad bahwa mereka tidak akan menikah. Keputusan ini membuat kedua orang tua mereka menjadi sedih.
Orangtua Kassappa membujuk Kassappa untuk menikah.
“Kassappa, kami ingin melihat kamu berkeluarga”, ucap ayah Kassappa.
Namun Kassappa menolak,
“Maaf ayah, saya sudah memutuskan untuk tidak menikah.”
Orang tua Kassappa mendesak terus supaya Kassappa menikah, akhirnya ia menyetujuinya, tetapi dengan sebuah persyaratan,
“Ayah Ibu, aku akan menikah, tetapi carilah wanita yang wajahnya mirip dengan patung yang akan aku buat”, kata Kassappa kepada kedua orangtuanya.
Kassappa lalu membuat sebuah patung wanita yang sangat cantik. Orang tuanya kemudian mengutus orang-orang untuk mencari wanita cantik di seluruh negeri yang mirip dengan patung itu. Akhirnya ditemukanlah wanita cantik yang menyerupai patung yang dibuat oleh Kassappa itu.
“Kami telah menemukan wanita cantik yang dicari, ia benama Bhadda Kapilani”, lapor seorang yang ditugaskan itu kepada orang tua Kassappa.
Mereka amat bahagia karena anaknya akan menikah. Sungguh luar biasa dapat menemukan wanita yang persis sama seperti patung itu.
Kegembiraan itu juga dirasakan oleh orang tua Bhadda.
“Mari segera kita persiapkan pesta pernikahan Kassappa dengan Bhadda!”, ucap ayah Kassappa dengan bersemangat.
Kemudian kedua orang tua Kassappa dan Bhadda merencanakan pesta pernikahan untuk mereka secara rahasia. Mengetahui rencana pernikahan tersebut, Bhadda dan Kassappa berusaha untuk membatalkannya dengan cara menulis surat kepada kedua orangtuanya, yang berisi bahwa mereka akan menjadi pasangan suami isteri yang tidak harmonis.
Tetapi taktik surat tersebut tidak behasil dan pesta pernikahan tetap dilangsungkan. Namun sesudah pernikahan tersebut, Kassappa dan Bhadda sepakat untuk tidak mewujudkan kehidupan berumah tangga, mereka sepakat untuk meninggalkan hidup keduniawian. Mereka saling memotong rambut mereka satu sama lain, mengenakan jubah kuning, memberikan kebebasan kepada pelayan-pelayannya dan menjadi pertapa.
Kassappa dan Bhadda meninggalkan rumah, Bhadda berjalan mengikuti Kassappa, mereka menyadari bahwa berjalan bersama-sama kesana kemari, akan menimbulkan prasangka, maka mereka memutuskan untuk berpisah. Kassappa mengambil arah kanan sedangkan Bhadda mengambil arah kiri.
Setelah berselang beberapa waktu Kassappa menjadi pengikut Sang Buddha dan ditahbiskan (upasampada) menjadi bhikkhu. Bhadda tinggal di Titthiya rama dekat hutan Jeta di Savatthi.
Setelah kurang lebih 5 tahun pada saat Maha Pajapati Gotami membentuk Sangha Bhikkhuni, kemudian Bhadda ditahbiskan menjadi anggota Sangha Bhikkhuni
Kassappa, Sang Putera,
pewaris Sang Buddha,
penuh konsentrasi,
yang mengetahui bahwa
Ia telah hidup dimasa lampau,
Ia telah melihat surga dan neraka.
Kassappa memutuskan lingkaran
tumimbal lahir, mencapai Arahat,
karena ketiga pengetahuan yang ia
miliki maka ia disebut brahmana
pemilik Tiga Pengetahuan.
Dengan cara yang sama,
Bhadda Kapilani pemilik Tiga Pengetahuan,
Setelah meninggalkan kematian,
melanjutkan sisa kehidupan
jasadnya yang terakhir kali,
setelah menaklukkan Mara dan
para pengikutnya.
Setelah melihat
bahaya kehidupan dunia,
kami berdua menjadi pertapa dengan
memusnahkan kekotoran batin
dan kami mencapai Nibbana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar